Sinkronisasi file di Linux


Pendahuluan
rsync adalah tool untuk sinkronisasi data secara lokal ataupun via network. rsync adalah singkatan dari remote sync yang dibuat oleh Andrew Tridgell and paul Mackerras sekitar tahun 1996. Tool ini sangat sering digunakan pada sistem UNIX untuk sinkronisasi data. Kebanyakan OS Linux dan turunannya sudah ter-install rsync secara default. Namun jika belum, kita bisa install dengan mengetik "sudo apt-get install rsync".

Cara penggunaan
Penggunaan rsync secara umum dituliskan seperti di bawah ini.

rsync option direktori-sumber direktori-tujuan

Untuk kali pertama sinkronisasi, gunakan seperti contoh di bawah ini dimana "-r" memastikan bahwa proses sinkronisasi dilakukan secara rekursif dan tersinkron untuk seluruh direktori.

rsync -r /media/hdd1/data1/ /media/hdd2/data2/

Untuk kali ke sekian sinkronisasi, berikut rincian pilihan (option) yang bisa kita digunakan
1. -a : untuk memastikan bahwa data yang disinkronisasi memiliki karakteristik yang sama dengan data aslinya seperti permission, ownership, dll.
2. --delete : untuk menghapus file-file pada direktori tujuan yang tidak ada pada direktori sumber
3. -v : untuk menampilkan progres dari file yang ditransfer pada terminal
4. -z : untuk menghemat bandwidth dengan melakukan kompresi pada file yang akan ditransfer
5. -P : untuk menampilkan progress secara parsial

contoh:
 
rsync -avzP --delete /media/hdd1/data1/ /media/hdd2/data2/

Sinkronisasi via network:
1. Sinkronisasi direktori remote dengan direktori lokal

rsync -avzP --delete -e ssh username@IP:source-directory destination-directory

2. Sinkronisasi direktori lokal dengan direktori remote

rsync -avzP --delete -e ssh source-directory username@IP:destination-directory